Tokoh Masyarakat Meureudu Desak Pantai Manohara Tetap Ditutup
MEUREUDU - Puluhan tokoh masyarakat di empat gampong di
Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya (Pijay) masing-masing Gampong Meunasah
Balek, Dayah Kleng, Meuraksa, dan Keudee Meureudu mendesak kepada
pemeritah kabupaten setempat untuk menutup sementara pantai Manohara
yang kini diganti menjadi pantai wisata Meurah Setia.
Usman (56) salah satu tokoh masyarakat salah satu dari Gampong Keudee Meureudu, kepada Serambinews.com, Minggu (26/3/2017) mengatakan, semua masyarakat menghendaki agr pantai wisata Manohara tetap tak diinginkan dibuka buat sementara waktu sebagai fasilitas publik tempat wisata.
Hal ini dikarenakan lokasi wisata tersebut berdasarkan keterangan warga sarat dengan maksiat sehingga bencana gempa yang terjadi 7 Desember 2016 lalu dikait-kaitkan dengan lokasi objek wisata itu (Manohara), sebutnya.
Sebelumnya beberapa tahun lalu, lokasi Manohara ditenggerai sarat terjadi berbagai tindakan perbuatan maksiat yang dilakukan oleh para pengunjung yang menyambangi lokasi Destinasi lokal tersebut. Mulai tindakan mesum, perjudian, hingga peredaran narkoba. Atas dasar itulah masyarakat enggan untuk membuka kembali objek wisata tersebut dikrenakan trauma dapat melahirkan bencana alam susulan.
Jika pemerintah berhasrat untuk membuka lokasi itu, sesuai dengan hasil rapat koordinasi pada Juma (24/3) lalu yang turut dihadiri oleh Asisten II Setdkab, Ir Jailni Beuramat, Dinas Pemuda Olahraga dan Parawisata (Disporapar) serta Muspika Meureudu, maka tokoh masyarakat di empat gampong merekomendasikan agar kepada pemerintah patut melakukan sosialisasi kepada masyarakat terlebih dahulu. Hal ini agar masyarakat tidak menyalahkan tokoh masyarakat.
Sumber : Serambi
Usman (56) salah satu tokoh masyarakat salah satu dari Gampong Keudee Meureudu, kepada Serambinews.com, Minggu (26/3/2017) mengatakan, semua masyarakat menghendaki agr pantai wisata Manohara tetap tak diinginkan dibuka buat sementara waktu sebagai fasilitas publik tempat wisata.
Hal ini dikarenakan lokasi wisata tersebut berdasarkan keterangan warga sarat dengan maksiat sehingga bencana gempa yang terjadi 7 Desember 2016 lalu dikait-kaitkan dengan lokasi objek wisata itu (Manohara), sebutnya.
Sebelumnya beberapa tahun lalu, lokasi Manohara ditenggerai sarat terjadi berbagai tindakan perbuatan maksiat yang dilakukan oleh para pengunjung yang menyambangi lokasi Destinasi lokal tersebut. Mulai tindakan mesum, perjudian, hingga peredaran narkoba. Atas dasar itulah masyarakat enggan untuk membuka kembali objek wisata tersebut dikrenakan trauma dapat melahirkan bencana alam susulan.
Jika pemerintah berhasrat untuk membuka lokasi itu, sesuai dengan hasil rapat koordinasi pada Juma (24/3) lalu yang turut dihadiri oleh Asisten II Setdkab, Ir Jailni Beuramat, Dinas Pemuda Olahraga dan Parawisata (Disporapar) serta Muspika Meureudu, maka tokoh masyarakat di empat gampong merekomendasikan agar kepada pemerintah patut melakukan sosialisasi kepada masyarakat terlebih dahulu. Hal ini agar masyarakat tidak menyalahkan tokoh masyarakat.
Sumber : Serambi
No comments