Tidak Ada Gedung, Murid SDN Tualang Gunakan Rumah Adat Tempat Belajar
-
Part 1.
SUBULUSSALAM - Ratusan murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tualang, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam menggunakan rumah adat sebagai tempat belajar mengajar. Kondisi ini disebabkan belum ada gedung sekolah di desa tersebut.
Pantauan portalsatu.com, Selasa, 14 Maret 2017, rumah adat tersebut dua unit berkonstruksi kombinasi beton dan kayu dihiasi ukiran warna adat Subulussalam.
Rumah adat tersebut berada sekitar 20 meter dari di pinggir jalan Kampung Tualang menuju Kuala Kepeng dan Tanah Tumbuh. Berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota kecamatan yang berada di Kampung Pasar Rundeng, Kecamatan Rundeng.
Sementara dari pusat kecamatan menuju pusat kota Subulussalam yang berada di Kecamatan Simpang Kiri sekitar 17 kilometer atau sekira 30 menit jam perjalanan.
Khaida, salah seorang guru honorer SDN Tualang mengatakan, aktivitas belajar di tempat itu sudah berlangsung sejak sekitar empat bulan lalu menyusul perpindahan warga eks-korban konflik ini dari tempat penampungan sementara di Kampung Pasar Rundeng ke Kampung Tualang.
Dua unit rumah adat ini digunakan untuk proses belajar mengajar. Satu unit tempat belajar murid kelas I sampai kelas IV, satu unitnya lagi khusus kelas V dan kelas VI, kata Khaida.
Camat Rundeng Irwan Faisal yang turut memantau ke lokasi tersebut mengaku bahagia saat melihat murid SDN Tualang tampak semangat belajar di tengah keterbatasan sarana pendidikan di kampung itu.
Informasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 akan dibangun gedung sekolah SD dan SMP di Tualang, kata Irwan kepada portalsatu.com di lokasi tersebut.
Ia menjelaskan, sebelumnya warga Kampung Tualang bersama sejumlah desa lainnya seperti Kampung Lae Mate, Mendilam, Kuala Kepeng dan Tanah Tumbuh direlokasi ke Kampung Pasar Rundeng sejak konflik melanda wilayah Subulussalam tahun 2000 lalu. - kabaracehPart 2.
Setelah mengungsi sekitar 15 tahun di tempat penampungan sementara, mereka dikembalikan ke kampung halaman masing-masing pada November 2016 lalu. Pemerintah juga memberikan bantuan uang senilai Rp15 juta per kepala keluarga (KK) biaya membangun rumah untuk memulai kehidupan baru di kampung tersebut.
Sumber : Portal Satu
Foto : Sudirman
No comments